TUGAS PEMBAHASAN
KENAIKAN HARGA BBM 2013
( BAHAN BAKAR MINYAK )
Disusun oleh:
Ade
Melisa (20212126)
1EB28
AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA – KARAWACI
2013
KENAIKAN HARGA BBM DI INDONESIA
BBM merupakan salah satu minyak bumi yang
diambil ketika masih mentah dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak untuk
kemudian diolah menjadi bahan bakar cair. Untuk di Indonesia, daerah yang paling banyak mengandung minyak
bumi dan dijadikan pertambangan minyak adalah
Irian Jaya Barat, Riau, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jambi, Sumatera Selatan dan juga
Laut Jawa.
Macam-macam BBM pun beragam, ada bulat avtur, avgas, bensin,
minyak tanah, solar, dll. Dan pada pembahasan ini kita akan lebih membahas
tentang BBM bensin dan solar, yaitu salah salah satu minyak bumi yang paling terkenal
karena digunakan oleh hampir seluruh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan ataupun mesinnya.
Karena BBM merupakan hajat hidup bersama,
pergerakkan harganya pun akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu penetapan harga BBM penting dan harus diperhitungkan dengan benar.
Adapun pro dan kontra dalam setiap penentuan kenaikan dan penurunan harga BBM
dipertimbangkan dengan seksama.
Untuk masalah kenaikan harga BBM di Indonesia sudah bukan berita baru lagi.
Karena dari tahun ke tahun, baik sebelum maupun sesudah krisis moneter harga
BBM sudah berkali-kali mengalami perubahan. Pemerintah dan masyarakat hampir setiap
tahun dibuat pusing oleh penentuan harga BBM ini. Pemerintah pusing memikirkan
solusi penyelesaian dari kuota subsidi BBM yang terus melonjak dari tahun ke tahun
hingga akhirnya selalu melebihi angka yang sudah ditetapkan dalam pagu Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Masyarakat juga dibuat cemas dengan semua
dampak negative yang akan timbul apabila harga BBM melonjak.
Berikut adalah data pergerakan harga BBM
(Premium dan Solar) dari tahun ke tahun:
Tahun
|
Premium
|
Solar
|
Masa Pemerintahan
|
1980
|
Rp. 150,-
|
Rp. 52.5,-
|
Soeharto
|
1991
|
Rp. 550,-
|
Rp. 300,-
|
Soeharto
|
1993
|
Rp. 700,-
|
Rp. 380,-
|
Soeharto
|
Mei 1998
|
Rp. 1.200,-
|
Rp. 600,-
|
Soeharto
|
April 2000
|
Rp. 700,-
|
|
Gusdur
|
Oktober 2000
|
Rp. 1.150,-
|
Rp. 600,-
|
Gus Dur
|
2001
|
Rp. 1.450,-
|
Rp. 900,-
|
Gus Dur
|
2002
|
Rp. 1.550,-
|
Rp. 1.150,-
|
Megawati
|
2003
|
Rp. 1.810,-
|
Rp. 1.890,-
|
Megawati
|
Maret 2005
|
Rp. 2.400,-
|
Rp. 2.100,-
|
SBY
|
Oktober 2005
|
Rp. 4.500,-
|
Rp. 4.300,-
|
SBY
|
Mei 2008
|
Rp. 6.000,-
|
Rp. 5.500,-
|
SBY
|
2009- mei 2013
|
Rp. 4.500,-
|
Rp. 4.500,-
|
SBY
|
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa
harga BBM telah mengalami beberapa perubahan harga baik itu berupa kenaikan
ataupun penurunan. Dan kita juga bisa melihat dalam jangka 23 tahun (1980-2013)
harga BBM di Indonesia sudah sangat
berbeda berpuluh-puluh kali lipat, adapun 4 kenaikan BBM yang dinilai cukup drastis
terjadi pada:
Ø 1998, pada tahun 1998 krisis moneter melanda
Indonesia sehingga Presiden Soeharto pada masa itu menaikkan harga BBM ,
premium sebesar Rp. 500,- dari harga Rp. 700,- dan solar sebesar Rp. 247.5,-
dari harga Rp. 52.5,- ini merupakan kenaikan BBM tertinggi yang diputuskan oleh
Soeharto sebelum akhirnya beliau dilengserkan secara paksa.
Ø Oktober
2000, sebelumnya Presiden Gusdur sudah mencoba
untuk menurunkan harga BBM, premium dari Rp. 1200,- menjadi Rp. 700,- namun ternyata
penurunan itu hanya bertahan beberapa bulan saja sebelum pada akhirnya harga
premium dinaikkan kembali menjadi Rp. 1.150,- pada bulan Oktober 2000
Ø Oktober
2005, Semenjak kenaikan harga BBM oleh Gusdur
pada bulan Oktober 2000, harga BBM terus melonjak tanpa pernah ada penurunan
sekalipun. Bahkan pada bulan Oktober 2005 harga BBM melonjak sebesar 88% atau
sebesar Rp. 2.100,- dari harga asalnya untuk premium dan dua kali lipat lebih
dari harga asalnya untuk solar. Atas dasar ini SBY dianggap sebagai Presiden
pertama yang berani menaikkan harga BBM dengan sangat tinggi.
Ø Mei
2008, Harga BBM kembali dinaikkan oleh SBY
sebesar Rp. 1.500,- untuk premium dan Rp. 1.200,- untuk solar. Sebelum akhirnya
diturunkan kembali ke harga sebelumnya.
Sepertinya masalah penetapan harga BBM
merupakan salah satu masalah yang cukup rumit dan kompleks. Harga BBM dari
tahun ke tahun selalu melonjak adapun penurunan itu merupakan bentuk kebijakan subsidi
(bantuan yang berupa keringanan) dari pemerintah. Kebijakan BBM bersubsidi yang diterapan oleh pemerintah ini memang
meringankan bagi masyarakat,namun tetap saja terkadang dalam proses pelaksanaannya
ada yang menyalahgunakan, memanfatkan dengan cara yang salah dan
ujunng-ujungnya merugikan yang lain dan kemudian ke depannya justru semakin
membuat runyam.
Lantas apa penyebab dari kenaikan harga BBM?
1.
Kurangnya nasionalisasi terhadap
sumber-sumber minyak
Beberapa orang beranggapan kenaikan harga BBM
di Indonesia disebabkan oleh kurangnya nasionalisasi pemerintah terhadap sumber-sumber minyak yang ada di Indonesia, terbukti dari 70%
pertambangan minyak di Indonesia dikuasai oleh perusahaan dari Negara asing,
diantaranya Total (Perancis), ConocoPhillips (Amerika Serikat), Chevroon (
California & Texas) dan lain-lain.
2.
Kurangnya kemauan untuk mengelola permurnian
minyak
Indonesia memang Negara dengan kekayaan
minyak bumi yang cukup berlimpah tapi sayangnya Indonesia justru menjual minyak
mentah tersebut yang kemudian dikelola dan dimurnikan oleh perusahaan asing
ketika sudah dimurnikan barulah kita membelinya kembali dengan harga yang lebih
mahal inilah yang menyebabkan harga BBM di Indonesia mahal walaupun sebenarnya
Indonesia memiliki kandungan minyak yang mungkin cukup untuk seluruh masyarakat
yaitu 903.000 barel oil per day (BOPD). Adapun ini semua disebabkan kurangnya
pendidikan tentang pengelolaan minyak mentah dan kurangnya teknologi canggih
yang mendukung kelancaran proses pemurniaan minyak tersebut.
3.
Adanya “mafia minyak”
Adanya beberapa pejabat Negara yang dicurigai
‘nakal’ dan memainkan harga BBM dibalik layar pemerintahan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi sebesar-besarnya.
Desas-desus tentang kenaikan harga BBM yang
terbaru di tahun 2013 ini adalah akan adanya kenaikan dengan dua harga
(premium) non subsidi dengan harga Rp. 6.000,-/liter untuk mobil pibadi dan
mobil dinas dan harga subsidi Rp. 4.500,-/liter untuk sepeda motor dan angkutan
umum. Tanggapan pro dan kontra pun bermunculan ketika berita ini diturunkan, hingga kemudian pada akhirnya rencana ini dibatalkan karena banyaknya
ketidaksetujuan saat implementasi dilapangan selain itu sistem dua harga ini
juga dianggap akan memicu keributan pihak-pihak yang merasa dirugikan ataupun
justru menimbulkan kecurangan-kecurangan yang akan dilakukan oleh beberapa
orang yang mencari keuntungan pribadi. Lalu apabila pada akhirnya harga BBM benar-benar
dinaikkan pada bulan Juni 2013 akan muncul dampak-dampaknya bagi kehidupan dan
perekonomian Indonesia, yaitu:
1. Biaya-biaya transportasi akan naik
2. Harga-harga barang di pasaran akan naik
karena biaya transportasi pengirimannya naik, tekanan harga BBM akan sangat mempengaruhi harga barang dan
jasa
3. Daya beli masyarakat menurun, kenaikan BBM
akn disertai dengan peningkatan harga barang dan otomatis menyebabkan
menurunnya daya beli masyarakat, selain itu perjuangan untuk peningkatan UMR
oleh para pekerja pun mejadi sia-sia karena uang lebih yang didapatkannya akan
setara dengan kenaikan harga barang.
4. Keniskinan bertambah, kenaikan harga BBM
bersubsidi akan berdampak pada berbagai aspek perekonomian termasuk menambah
tingkat kemiskinan. Walaupun pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi,
BLSM namun dampaknya dinilai tidak signifikan dan tidak cukup membantu
5. Pengangguran bertambah, dengan kenaikan harga
BBM maka biaya produksi suatu usaha juga akan bertambah dan hal ini akan
menyebabkan pengusaha berupaya mengurangi beban usahanya salah satunya dengan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
6. Usaha kecil semakin terpuruk, dengan modal
secukupnya dan kemudian ditambah beban produksi yang bertambah akibat adanya
kenaikan BBM diyakini akan membuat beberapa usaha kecil jatuh atau bahkan
gulung tikar. Masalahnya jika mereka harus membebani kenaikan biaya transportasinya
pada harga produknya maka volume penjualan akan menurun tapi apabila ditanggung
sendiri juga akan merugikan. Usaha kecil adalah sector yang paling terpukul
akibat dampak kenaikan harga BBM
7. Meningkatnya inflasi, walaupun menurut Bank
Indonesia (BI) kenaikan harga pasar oleh pemerintah hanya akan berimbas dalam waktu yang tidak
lama terhadap inflasi namun tetap tidak bisa diabaikan begitu saja.
Masyarakat sendiri banyak yang tidak setuju
dengan kenaikan harga BBM ini karena dinilai kenaikan harga BBM hanya dijadikan
pintu masuk bagi pemerintah meluncurkan program Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat (BLSM) menjelang Pemilu 2014 atau secara singkat adalah untuk ‘cari
muka’.
Walaupun begitu ada yang beranggapan bahwa segala
sesuatunya harus dilihat dari sisi
positifnya juga. Seperti menilai dampak dari kenaikan harga BBM, baru akan
terlihat dampak baiknya setelah jangka panjang atau sekitar 1-2 tahun ke depan.
Seperti menciptakan surplus neraca pembayaran dan penguatan pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dan juga
dengan adanya kenaikan harga BBM masyarakat Indonesia akan lebih terbiasa untuk
mengirit penggunaan kendaraan pribadinya sehingga bisa mengurangi masalah
kemacetan, mengurangi polusi yang semakin parah dan tentu saja mengurangi
penggunan minyak bumi yang komoditas persediaannya setiap tahun akan semakin
menipis. Lagipula kenaikan harga BBM juga hitung-hitung dianggap mengurangi
beban pemerintah atas subsidi BBM yang sudah terlalu over budget.
Namun apapun pro dan kontra yang ada pada
akhirnya keputusan akan harga BBM itu jelas kewenangan pemerintah.
Saran
1. Seharusnya pemerintah lebih
menasionalisasikan sumber-sumber minyak yang ada di Indonesia, tidak asal
memberi izin terhadap perusahaan minyak asing dengan alasan akan menghasilkan
devisa untuk Negara dan membantu mengembangkan perkonomian Indonesia, karena
jika diteliti keuntungan yang kita dapat tidak sebanding dengan kerugian yang
tidak secara langsung kita rasakan. Bayangkan berpuluh-puluh tahun sumber
minyak di Indonesia dikelola oleh perusahaan asing dan pada akhirnya ketika
kita sendiri membutuhkannya harus membeli kembali dengan harga yang mahal,
mengherankan bukan Indonesia yang menghasilkan namun bukannya penduduk
Indonesia yang makmur dan kebutuhan akan BBMnya tercukupi justru tidak,
penduduk asing yang merasakan kemakmuran tersebut.
2. Pemerintah perlu mengembangkan pendidikan
akan pemurnian minyak dan lebih memperhatikan perkembangan teknologi pengolahan
minyak, agar kita dapat menjadi “mandiri” dengan mengambil dan mengolah minyak
mentah itu sendiri hingga menjadi minyak cair. Tidak perlu ada campur tangan
dari perusahaan asing lagi.
3. Pemerintah mungkin bisa lebih berkonsentrasi
untuk mengkonversi BBM ke BBG (Bahan Bakar Gas), karena komoditas gas ini masih
sangat melimpah apabila dibandingkan dengan minyak bumi.
4. Kurangi kata “bantuan” karena dengan
pemerintah memberikan BLSM, itu sama saja bohong berusaha mengurangi subsidi
BBM yang dianggap over budget tapi justru menambah budget dengan mengeluarkan
berbagai bantuan langsung. Lagipula yang namanya uang akan habis dalam sekejap
dan hanya membuat masyarakat menjadi manja. Lebih baik anggaran untuk bantuan
itu digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM di Indonesia atau pengembangan
teknologi pemurnian minyak mentah.
Pendapat
Saya disini sebagai penulis pribadi lebih
menyetujui dengan keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM karena menurut
saya memang itu salah satu cara yang efektif untuk menghemat penggunaan BBM,
sehingga kita tidak perlu mengimport dari Negara lain lagi dan juga supaya kita
bisa menyisakan minyak mentah yang ada untuk anak cucu kita nanti. Dengan begitu kita juga membantu
mengurangi beban pemerintah dan membantu mengurangi hutang Negara. Namun
dibalik itu semua seharusnya pemerintah
lebih berhati-hati dalam menggunakan uang Negara dan kebijakannya, seperti
tidak menghabiskan uang bermilyar-milyar untuk proses renovasi gedung
pemerintah ataupun untuk program studi banding yang pada kenyataannya
sebenarnya fake.
Selain itu penting juga untuk membatasi
pemberian izin terhadap kontrak perusahaan minyak asing atau dengan memberikan
peraturan-peraturan yang lebih ketat untuk masalah pembagian keuntungan, penyediaan
lapangan kerja dan perbaikan kesejahteraan masyarakat sekitar
perusahaan-perusahaannya. Tapi akan lebih baik lagi apabila Indonesia sudah
bisa berdiri sendiri mulai dari mengambil minyak mentah dan pemurniannya tanpa campur tangan perusahaan asing tersebut.
Untuk masyarakat mungkin juga ada baiknya
lebih memikirkan prospek ke depan karena mungkin diawal-awal akan terasa berat
namun seiring berjalannya waktu kita akan terbiasa dengan harga BBM tersebut
dan tentunya perekonomian Indonesia akan semakin membaik juga.
Referensi :
www.tempo.co
Id.wikiedia.org
www.merdeka.com
suarasurabaya.net
news.viva.com
kompas.com